Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang
yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan
pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti :
- Pertolongan Pertama harus diberikan
secara cepat.
- Pertolongan Pertama harus tepat
sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban
Tujuan utama pertolongan
pertama adalah untuk :
- Mempertahankan penderita tetap
hidup atau terhindar dari maut
- Membuat keadaan penderita tetap
stabil
- Mengurangi rasa nyeri,
ketidak-nyamanan dan rasa cemas
- Menghindarkan kecacatan yang
lebih parah
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat
kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.
Klasifikasi Penolong:
a. Orang Awam : Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan
pertolongan pertama
b. Penolong pertama : Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c. Tenaga Khusus/Terlatih :
Tenaga yang dilatih secara khusus untuk
menanggulangi kedaruratan di Lapangan
1. Pertolongan Pertama
Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang
yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan
pertolongan dari tenaga medis. Ini berarti :
- Pertolongan Pertama harus diberikan
secara cepat.
- Pertolongan Pertama harus tepat
sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban
Tujuan utama pertolongan
pertama adalah untuk :
- Mempertahankan penderita tetap
hidup atau terhindar dari maut
- Membuat keadaan penderita tetap
stabil
- Mengurangi rasa nyeri,
ketidak-nyamanan dan rasa cemas
- Menghindarkan kecacatan yang
lebih parah
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat
kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.
Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.
Klasifikasi Penolong:
a. Orang Awam : Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan
pertolongan pertama
b. Penolong pertama : Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c. Tenaga Khusus/Terlatih :
Tenaga yang dilatih secara khusus untuk
menanggulangi kedaruratan di Lapangan
Agar dapat
menjalankan tugas, petugas
penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut
- Jujur dan bertanggungjawab.
- Memiliki sikap profesional,
kematangan emosi. dan Kemampuan bersosialisasi.
- Selalu dalam keadaan siap,
khususnya secara fisik
- Kemampuannya nyata terukur
sesuai sertifikasi PMI.
Kewajiban pelaku Pertolongan Pertama
- Menjaga keselamatan diri,
anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
- Dapat mengenali dan mengatasi
masalah yang mengancam nyawa
- Memberikan pertolongan dengan
cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
- Meminta bantuan / rujukan
- Ikut menjaga kerahasiaan dengan
petugas lain yang terlibat
- Mempersiapkan untuk
ditransportasikan
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama (Alat Pelindung Diri)
Sarung
Tangan Lateks
berguna untuk melindungi diri karena pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap
dapat menularkan penyakit
Kacamata Pelindung
berguna untuk melindungi mata dari percikan darah maupun mencegah cedera akibat
benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan.
Baju pelindung
berguna untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju
penolong.
Masker Penolong
berguna untuk mencegah penularan penyakit penyakit melalui udara.
Masker RJP
diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Helm
Dipakai apabila akan bekerja di tempat yang rawan akan jatuhnya benda untuk
mencegah terjadinya cedera pada kepala saat melakukan pertolongan.
Apa saja Peralatan yang dibutuhkan
dalam Pertolongan Pertama?
- Penutup
Luka misalnya kasa steril
- Pembalut
misalnya pembalut segitiga (mitella) dan pembalut gulung
- Cairan
Antiseptik misalnya alkohol
- Cairan
Pencuci Mata misalnya boorwater
- Peralatan
stabilisasi misalnya bidai dan papan spinal panjang
- Gunting
- Senter
|
- Tandu
- Tensimeter
dan Stetoskop
- Kapas
- Pinset
- Senter
- Alat
Tulis
- Kartu
penderita
|
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu
keadaan adalah sebagai berikut:
- Pastikan Anda bukan menjadi
korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang
bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa
dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya
- Pakailah metode atau cara
pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Pergunakanlah sumberdaya
yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda
bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh
seluruh anggota.
- Biasakan membuat catatan
tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban,
tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita
mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain
Alat Bantu pada Pertolongan Pertama
1.
Perban
Perban adalah bahan yang digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk
membantu menghentikan pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka juga
mencegah terjadinya kontaminasi kuman.
Bila perban tidak tersedia dapat digunakan bahan lain seperti sapu tangan,
sarung tangan, lembaran kain atau pakaian yang bersih. Jika memungkinkan, bahan
tersebut disterilkan dengan merebusnya selama 15 menit kemudian baru
dikeringkan. Pada saat menutup luka usahakan perban lebih lebar beberapa
sentimeter dari pinggiran luka untuk mencegah kontaminasi kotoran atau kuman.
2.
Pembalut / bebat
Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka
sehabis diperban. Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan pendarahan,
mengurangi terjadinya pembengkakan dan mendukung bagian otot yang terluka
supaya menyatu kembali.
3. Mitella (pembalut
segitiga)
· Bahan pembalut dari kain yang
berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100
cm
· Pembalut ini
biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul,
telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
· Dapat
dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.
4. Dasi (cravat)
· Merupakan
mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita
dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
· Pembalut ini
biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain),
rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
· Cara membalut:
o Bebatkan pada tempat yg akan dibalut sampai
kedua ujungnya dapat diikatkan
o Diusahakan agar balutan tidak mudah
kendor, dengan cara sebelum diikat arahnya
saling menarik
o Kedua ujung diikatkan secukupnya
5. Pita
(pembalut gulung)
Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang
paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan
darah, serta tidak mudah kendor.
Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:
- 2,5 cm : untuk jari-jari
- 5 cm : untuk leher dan
pergelangan tangan
- 7,5 cm : untuk kepala,
lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
- 10 cm : untuk paha dan
sendi pinggul
- 10-15 cm : untuk dada,
perut dan punggung.
Cara
membalut anggota badan (tangan/kaki):
- Sangga anggota badan yang
cedera pada posisi tetap
- Pastikan bahwa perban tergulung
kencang
- Balutan pita biasanya beberapa
lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke
distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke
proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain
secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus
2 kali.
- Dibebatkan terus ke proksimal
dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang
satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi dua per tiga
bagian sebelumnya.
- Selesaikan dengan membuat
balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan
perban.
6.
Plester (pembalut
berperekat)
· Pembalut ini
untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk
merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan lester
disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal
dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi
lengan plester.
· Untuk menutup
luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa
yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
Cara membalut
luka terbuka dengan plester:
- Luka diberi antiseptik
- Tutup luka dengan kassa
- Baru letakkan pembalut plester.
7.
Kassa Steril
· Kasa steril
ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus
sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
· Digunakan
untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya
sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau diplester.
8.
Bidai
Bidai atau spalk adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau bahan lain yang kuat
tetapi ringan yang digunakan untuk menahan atau menjaga agar bagian tulang yang
patah tidak bergerak (immobilisasi), memberikan istirahat dan mengurangi rasa
sakit. Maksud dari immobilisasi adalah:
1. Ujung-ujung dari ruas patah tulang yang tajam tersebut tidak merusak
jaringan lemah,
otot-otot, pembuluh darah, maupun syaraf.
2. Tidak menimbulkan rasa nyeri yang hebat, berarti pula mencegah
terjadinya syok karena
rasa nyeri yang hebat.
3. Tidak membuat luka terbuka pada bagian tulang yang patah sehingga
mencegah terjadinya
infeksi tulang.
Pembidaian tidak hanya dilakukan untuk immobilisasi tulang yang patah tetapi
juga untuk sendi yang baru direposisi setelah mengalami dislokasi. Sebuah sendi
yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor
sehingga gampang mengalami dislokasi kembali, untuk itu setelah diperbaiki
sebaiknya untuk sementara waktu dilakukan pembidaian.
9.
Pembalut Lainnya
· Snelverband
: pembalut pita yang sudah ditambah kasa penutup luka, dan steril. Baru dibuka
saat akan digunakan, sering dipakai untuk menutup luka-luka lebar.
· Sofratulle : kasa steril
yang sudah direndam dalam antibiotika. Digunakan untuk menutup luka-luka kecil.
Kasus kasus
yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
A. Asma
Asma yaitu
penyempitan/gangguan saluran pernafasan.
Gejala
· Sukar bicara tanpa berhenti, untuk menarik nafas
· Canned be heard the voice of the additional breath
· Otot Bantu nafas terlihat menonjol (dileher)
· Irama nafas tidak teratur
· Terjadinya perubahan warna kulit
(merah/pucat/kebiruan/sianosis)
· Kesadaran menurun (gelisah/meracau)
Penanganan
1.
Tenangkan korban
2. Bawa ketempat yang luas dan sejuk
3. Posisikan setengah duduk
|
4.
Atur nafas
5. Beri oksigen (bantu) bila diperlukan
|
B. Lemah Jantung
Lemah
jantung yaitu nyeri jantung yang disebabkan oleh sirkulasi darah kejantung
terganggu atau terdapat kerusakan pada jantung.
Gejala
- Nyeri
di dada
- Penderita
memegangi dada sebelah kiri bawah dan sedikit membungkuk
- Kadang
sampai tidak merespon terhadap suara
- Denyut
nadi tak teraba / lemah
- Gangguan
nafas
|
- Mual,
muntah, perasaan tidak enak di lambung
- Kepala
terasa ringan
- Lemas
- Kulit
berubah pucat/kebiruan
- Keringat
berlebihan
|
Tidak semua
nyeri pada dada adalah sakit jantung. Hal itu bisa terjadi karena gangguan
pencernaan, stress, tegang.
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Istirahatkan
3. Posisi duduk
4. Buka jalan pernafasan dan atur nafas
5. Longgarkan pakaian dan barang barang yang mengikat pada badan
6. Jangan beri makan/minum terlebih dahulu
7. Jangan biarkan korban sendirian (harus ada orang lain didekatnya)
C. Mimisan
Mimisan
yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu
panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
· Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang
hidung tersumbat oleh darah
· Kadang disertai pusing
Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan
Pertolongan Pertama
D. Mual-Mual
Maag/Mual
yaitu gangguan lambung/saluran pencernaan.
Gejala
· Perut terasa nyeri/mual
· Berkeringat dingin
· Lemas
Penanganan
1. Istirahatkan korban dalam posisi duduk ataupun berbaring
sesuai kondisi korban
2. Beri minuman hangat (teh/kopi)
3. Jangan beri makan terlalu cepat
E. Memar
Memar yaitu
pendarahan yang terjadi di lapisan bawah kulit akibat dari benturan keras.
Gejala
· Warna kebiruan/merah pada kulit
· Nyeri jika di tekan
· Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Kompres dingin
2. Balut tekan
3. Tinggikan bagian luka
F. Keseleo
Keseleo
yaitu pergeseran yang terjadi pada persendian biasanya disertai kram.
Gejala
· Bengkak dan nyeri bila ditekan
· Kebiruan/merah pada derah luka
· Sendi terkunci
· Ada perubahan bentuk pada sendi
Penanganan
1. Korban diposisikan nyaman
2. Kompres es/dingin
3. Balut tekan dengan ikatan 8 untuk mengurangi pergerakan
4. Tinggikan bagian tubuh yang luka
G. Kram
Kram yaitu
otot yang mengejang/kontraksi berlebihan.
Gejala
· Nyeri pada otot
· Kadang disertai bengkak
Penanganan
1. Istirahatkan
2. Posisi nyaman
3. Relaksasi
4. Pijat berlawanan arah dengan kontraksi
H. Histeria
Histeria
yaitu sikap berlebih-lebihan yang dibuat-buat (berteriak, berguling-guling)
oleh korban; secara kejiwaan mencari perhatian.
Gejala
· Seolah-olah hilang kesadaran
· Sikapnya berlebihan (meraung-raung, berguling-guling di
tanah)
· Tidak dapat bergerak/berjalan tanpa sebab yang jelas
Penanganan
1. Tenangkan korban
2. Pisahkan dari keramaian
3. Letakkan di tempat yang tenang
4. Awasi
I. Keracunan Makanan atau Minuman
Gejala
· Mual, muntah
· Keringat dingin
· Wajah pucat/kebiruan
Penanganan
1. Bawa ke tempat teduh dan segar
2. Korban diminta muntah
3. Diberi norit
4. Istirahatkan
5. Jangan diberi air minum sampai kondisinya lebih baik
2. Evakuasi Korban
Evakuasi korban adalah salah satu tahapan dalam Pertolongan Pertama yaitu untuk
memindahkan korban ke lingkungan yang aman dan nyaman untuk mendapatkan
pertolongan medis lebih lanjut.
Prinsip
Evakuasi
1. Dilakukan jika mutlak perlu
2. Menggunakan teknik yang baik dan benar
3. Penolong harus memiliki kondisi fisik yang prima dan
terlatih serta memiliki
semangat untuk menyelamatkan korban dari
bahaya yang lebih besar atau
bahkan kematian
Alat
Pengangkutan
Dalam melaksanakan proses evakusi korban ada beberapa cara atau alat bantu,
namun hal tersebut sangat tergantung pada kondisi yang dihadapi (medan, kondisi
korban ketersediaan alat). Ada dua macam alat pengangkutan, yaitu:
1.
Manusia
Manusia sebagai pengangkutnya langsung. Peranan dan jumlah pengangkut
mempengaruhi cara angkut yang dilaksanakan.
Bila satu orang maka penderita dapat:
· Dipondong : untuk korban ringan dan
anak-anak
· Digendong : untuk korban sadar dan
tidak terlalu berat serta tidak patah tulang
· Dipapah : untuk korban tanpa luka
di bahu atas,
Bila dua
orang maka penderita dapat:
Maka pengangkutnya tergantung cidera penderita tersebut dan diterapkan bila
korban tak perlu diangkut berbaring dan tidak boleh untuk mengangkut korban
patah tulang leher atau tulang punggung.
· Dipondong : tangan lepas dan tangan
berpegangan
· Model membawa balok
· Model membawa kereta
2.
Alat bantu
· Tandu permanen
· Tandu darurat
· Kain keras / ponco / jaket lengan panjang
· Tali / webbing
Persiapan :
Yang perlu diperhatikan:
- Kondisi korban memungkinkan
untuk dipindah atau tidak berdasarkanpenilaian kondisi dari: keadaan
respirasi, pendarahan, luka, patah tulang dan angguan persendian
- Menyiapkan personil untuk
pengawasan pasien selama proses evakuasi
- Menentukan lintasan evakusi
serta tahu arah dan tempat akhir korban diangkut
- Memilih alat
- Selama pengangkutan jangan ada
bagian tuhuh yang berjuntai atau badan penderita yang tidak daolam posisi
benar.
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Gigitan
Binatang
Gigitan binatang gigitan binatang dan sengatan, biasanya merupakan alat dari
binatang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu yang
mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi menjadi dua jenis; yang
berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Pada umumnya resiko infeksi
pada gigitan binatang lebih besar daripada luka biasa.
Pertolongan
Pertamanya adalah:
· Cucilah bagian yang tergigit dengan air hangat
dengan sedikit antiseptik
· Bila pendarahan, segera dirawat dan kemudian dibalut
Ada beberapa
jenis binatang yang sering menimbulkan ganguan saat melakukan kegiatan di
alam terbuka, diantaranya:
Gigitan
Lipan
Ciri-ciri
1. Ada sepasang luka bekas gigitan
2. Sekitar luka bengkak, rasa terbakar, pegal dan sakit biasanya hilang
dengan sendirinya setelah 4-5 jam
Penanganan
1. Kompres dengan yang dingin dan cuci dengan obat antiseptik
2. Beri obat pelawan rasa sakit, bila gelisah bawa ke
paramedik
Gigitan
Lintah dan Pacet
Ciri-ciri
Pembengkakan, gatal dan kemerah-merahan (lintah)
Penanganan
1. Lepaskan lintah/pacet dengan bantuan air tembakau/air
garam
2. Bila ada tanda-tanda reaksi kepekaan, gosok dengan obat
atau salep anti gatal
Sengatan
Lebah/Tawon dan Hewan Penyengat lainnya
Biasanya
sengatan ini kurang berbahaya walaupun bengkak, memerah, dan gatal. Namun beberapa
sengatan pada waktu yang sama dapat memasukkan racun dalam tubuh korban yang
sangat menyakiti.
Perhatian :
Dalam hal sengatan lebah, pertama cabutlah sengat-sengat itu tapi jangan
menggunakan kuku atau pinset, Anda justru akan lebih banyak memasukkan racun
kedalam tubuh. Cobalah mengorek sengat itu dengan mata pisau bersih atau dengan
mendorongnya ke arah samping. Balutlah bagian yang tersengat dan basahi dengan
larutan garam inggris.
Kasus kasus yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Patah Tulang
Patah tulang dapat terjadi akibat adanya cidera berat pada bagian tubuh
sehingga tulang menjadi terbelah dan menimbulkan rasa sakit. Jika kita
menemukan orang yang tulangnya patah sebaiknya kita harus berhati-hati jika
ingin menolongnya karena jika salah maka cideranya akan bertambah parah.
Orang yang patah tulang sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit, puskesmas,
klinik, dokter, ahli patah tulang atau pusat kesehatan lainnya agar dapat
segera diberi perawatan yang intensif agar tulang yang patah bisa berangsur-angsur
pulih kembali.
Gejala
- Adanya tanda ruda paksa pada
bagian tubuh yang diduga terjadi patah tulang: pembengkakan, memar, rasa
nyeri.
- Nyeri sumbu: apabila diberi
tekanan yang arahnya sejajar dengan tulang yang patah akan memberikan
nyeri yang hebat pada penderita.
- Deformitas: apabila
dibandingkan dengan bagian tulang yang sehat terlihat tidak sama bentuk
dan panjangnya.
- Bagian tulang yang patah tidak
dapat berfungsi dengan baik atau sama sekali tidak dapat digunakan lagi.
- Perubahan bentuk
- Nyeri bila ditekan dan kaku
- Bengkak
- Terdengar/terasa (korban)
derikan tulang yang retak/patah
- Ada memar (jika tertutup)
- Terjadi pendarahan (jika
terbuka)
Beberapa
Jenis/Macam Patah Tulang dan langkah – langkah penanganannya :
1. Patah Tulang Tertutup
Patah tulang tertutup adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya tidak
melukai/merobek daging dan kulit yang ada di dekatnya. Patah tulang ini bisa
menjadi terbuka jika patahan tulangnya semakin parah dan menusuk daging / kulit
hingga menimbulkan luka berdarah.
Langkah –
langkah penanganan:
- Tidurkan korban patah tulang
dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
- Pasang penyangga tulang yang
patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan
spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang ringan dan
kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di
bagian yang patah.
2. Patah
Tulang Terbuka
Patah tulang terbuka adalah kasus patah tulang di mana patahan tulangnya
membuat daging dan kulit yang ada di sekitar patahan tulang menjadi sobek
terluka. Patah tulang ini harus benar-benar diwaspadai karena selain mudah
infeksi karena luka menganga juga kita bisa tertular penyakit orang yang
berdarah tersebut bila tidak berhati-hati.
Langkah –
langkah penanganan:
- Tidurkan korban patah tulang
dan jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
- Jika darah masih mengalir
hentikan pendarahan dengan menekan dan mengikat bagian yang terluka dengan
kain bersih.
- Pasang penyangga tulang yang
patah agar patahan tulangnya tidak semakin patah baik dengan menggunakan
spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang antena, dll yang ringan dan
kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan atau balutan di
bagian yang patah atau terluka.
3. Patah
Tulang Belakang / Spinal
Pada kondisi patah tulang punggung atau tulang belakang si penderita akan
merasa sakit pada bagian belakang atau bagian leher. Jika demikian maka jangan
menimbulkan banyak gerakan pada korban agar tidak merusak sumsum tulang
belakang yang bisa mengakibatkan lumpuh permanen. Sebaiknya tunggu ambulan atau
petugas medis yang berpengalaman untuk mengurus korban lebih lanjut.
Langkah –
langkah penanganan:
- Jangan membuat pasien banyak
bergerak baik berpindah tempat, mengangkat kepala, berdiri, duduk, dsb.
Jika tidak mendesak jangan korban patah tulang belakang jangan dipindahkan
dari tempat semula dan jaga posisi agar tetap dengan kepala lurus ke atas.
- Hangatkan badan penderita patah
tulang punggung dengan selimut.
- Gunakan pengangkut dengan alas
yang kuat dan keras seperti papan, meja, dll diangkut minimal dua orang
agar stabil.
Prosedur Pembalutan :
Perhatikan
tempat atau letak bagian tubuh yang akan dibalut dengan menjawab pertanyaan
ini:
- Bagian dari tubuh yang mana? (untuk menentukan macam
pembalut yang digunakan dan ukuran pembalut bila menggunakan pita)
- Luka terbuka atau tidak? (untuk perawatan luka dan
menghentikan perdarahan)
- Bagaimana luas luka? (untuk
menentukan macam pembalut)
- Perlu dibatasi gerak bagian
tubuh tertentu atau tidak? (untuk menentukan perlu dibidai/tidak?)
Pilih jenis
pembalut yang akan digunakan. Dapat satu atau kombinasi.
Sebelum
dibalut, jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut dengan
pembalut yang mengandung desinfektan. Jika terjadi disposisi/dislokasi perlu
direposisi. Urut-urutan tindakan desinfeksi luka terbuka:
- Letakkan sepotong kasa steril
di tengah luka (tidak usah ditekan) untuk melindungi luka selama
didesinfeksi.
- Kulit sekitar luka dibasuh
dengan air, disabun dan dicuci dengan zat antiseptik.
- Kasa penutup luka diambil
kembali. Luka disiram dengan air steril untuk membasuh bekuan darah dan
kotoran yang terdapat di dalamnya.
- Dengan menggunakan pinset
steril (dibakar atau direbus lebih dahulu) kotoran yang tidak hanyut
ketika disiram dibersihkan.
- Tutup lukanya dengan sehelai
sofratulle atau kasa steril biasa. Kemudian di atasnya dilapisi dengan
kasa yang agak tebal dan lembut.
- Kemudian berikan balutan yang
menekan.
Apabila
terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat dilakukan dengan
cara:
- Pembalut tekan, dipertahankan
sampai pendarahan berhenti atau sampai pertolongan yang lebih mantap dapat
diberikan.
- Penekanan dengan jari tangan di
pangkal arteri yang terluka. Penekanan paling lama 15 menit.
- Pengikatan dengan tourniquet.
- Digunakan bila pendarahan
sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
- Lokasi pemasangan: lima jari
di bawah ketiak (untuk pendarahan di lengan) dan lima jari di bawah lipat
paha (untuk pendarahan di kaki)
- Cara: lilitkan torniket di
tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi dengan kain atau kasa untuk
mencegah lecet di kulit yang terkena torniket. Untuk torniket kain, perlu
dikencangkan dengan sepotong kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah
menghilangnya denyut nadi di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
- Setiap 10 menit torniket dikendorkan
selama 30 detik, sementara luka ditekan dengan kasa steril.
- Elevasi bagian yang terluka
Tentukan
posisi balutan dengan mempertimbangkan:
- Dapat membatasi
pergeseran/gerak bagian tubuh yang memang perlu difiksasi
- Sesedikit mungkin membatasi
gerak bagian tubuh yang lain
- Usahakan posisi balutan paling
nyaman untuk kegiatan pokok penderita.
- Tidak mengganggu peredaran
darah, misalnya balutan berlapis, yang paling bawah letaknya di sebelah
distal.
- Tidak mudah kendor atau lepas
Prinsip
dan Prosedur Pembidaian :
Prinsip
- Lakukan pembidaian di mana
anggota badan mengalami cedera (korban jangan dipindahkan sebelum
dibidai). Korban dengan dugaan fraktur lebih aman dipindahkan ke tandu
medis darurat setelah dilakukan tindakan perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
- Lakukan juga pembidaian pada
persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu harus dipastikan dulu ada
tidaknya patah tulang. Kemungkinan fraktur harus selalu dipikirkan setiap
terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras. Apabila ada keraguan, perlakukan
sebagai fraktur.
- Melewati minimal dua sendi yang
berbatasan.
Prosedur
Pembidaian
- Siapkan alat-alat selengkapnya
- Apabila penderita mengalami
fraktur terbuka, hentikan perdarahan dan rawat lukanya dengan cara menutup
dengan kasa steril dan membalutnya.
- Bidai harus meliputi dua sendi
dari tulang yang patah. Sebelum dipasang, diukur dahulu pada sendi yang
sehat.
- Bidai dibalut dengan pembalut
sebelum digunakan. Memakai bantalan di antara bagian yang patah agar tidak
terjadi kerusakan jaringan kulit, pembuluh darah, atau penekanan syaraf,
terutama pada bagian tubuh yang ada tonjolan tulang.
- Mengikat bidai dengan pengikat
kain (dapat kain, baju, kopel, dan sebagainya) dimulai dari sebelah atas
dan bawah fraktur. Tiap ikatan tidak boleh menyilang tepat di atas bagian
fraktur. Simpul ikatan jatuh pada permukaan bidainya, tidak pada permukaan
anggota tubuh yang dibidai.
- Ikatan jangan terlalu keras
atau kendor. Ikatan harus cukup jumlahnya agar secara keseluruhan bagian
tubuh yang patah tidak bergerak.
- Kalau memungkinkan anggota
gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai.
- Sepatu, gelang, jam tangan dan
alat pengikat perlu dilepas.
Kasus kasus
yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Luka
Luka yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba
karena kekerasan atau injury.
Gejala
- Terbukanya kulit
- Pendarahan
- Rasa nyeri
Penanganan
1. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol atau boorwater)
2. Tutup luka dengan kasa steril / plester
3. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
4. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan
luka
Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam menangani luka:
1. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
- Keluarkan tanpa menyinggung
luka
- Kasa/balut steril (jangan
dengan kapas atau kain berbulu)
- Evakuasi korban ke pusat
kesehatan
2.
Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka
mulai menutup. Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.
Luka dan Pencegahan terhadap kemungkinan Tetanus:
Luka Bakar
Luka Bakar yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda
yang menghasilkan panas (api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat
membakar)
Tujuan pertolongan pertama pada korban luka bakar adalah :
- Untuk mengurangi rasa
sakit
- Mencegah terjadinya
infeksi
- Mencegah dan mengatasi
peristiwa shyok yang mungkin dialami korban
Tingkatan Luka Bakar :
Luka Bakar
Tingkat I
Luka bakar
tingkat satu adalah luka bakar dengan tingkat kerusakan jaringan hanya di
bagian luar lapisan kulit, misalnya, kulit terkena sengatan sinar matahari,
kontak langsung dengan objek panas seperti air panas atau uap panas.
Gejala :
- kemerahan pada bagian yang terbakar
- bengkak ringan
- nyeri
- kulit tidak terkoyak karena melepuh
Penanganan:
1. Siram dengan air mengalir bagian luka yang terbakar atau
kompres dengan air dingin
Pakailah handuk kecil atau sapu tangan yang
dicelup air dingin).
2. Lakukan sampai rasa sakit menghilang.
3. Tutup luka bakar dengan kain perban steril untuk mencegah infeksi.
4. Jangan memberi mentega atau minyak pada luka bakar
5. Jangan memberikan obat – obatan lain atau ramuan tanpa persetujuan
dokter.
Luka Bakar
Tingkat II
Luka bakar
tingkat dua adalah luka yang disebabkan oleh kerusakan lapisan bawah kulit
misalnya, sengatan matahari yang berlebihan, cairan panas, dan percikan api
dari bensin atau substansi lain.
Gejala:
- kemerahan atau bintik-bintik hitam bergaris
- melepuh
- bengkak yang tidak hilang selama beberapa hari
- kulit terlihat lembab atau becek
Penanganan
1. Siram dengan air dingin / air es bagian luka yang terbakar atau
kompres handuk kecil
atau sapu tangan yang dicelup air dingin.
2. Keringkan luka dengan handuk bersih atau bahan lain yang lembut
3. Tutup dengan perban steril untuk menghindari infeksi
4. Angkat bagian tangan ataua kaki yang terluka lebih tinggi dari organ
jantung
5. Segera cari pertolongan medis jika korban mengalami luka bakar di
sekitar bibir atau
kesulitan bernapas.
Luka Bakar
Tingkat III
Luka bakar
yang menghancurkan semua lapisan kulit dikategorikan sebagai luka bakar tingkat
III misalnya kontak terlalu lama dengan sumber panas dan sengatan listrik
Gejala :
- daerah luka tampak berwarna putih
- kulit hancur
- sedikit nyeri karena ujung saraf telah rusak
Penanganan
1. Jika korban masih dalam keadaan terbakar, padamkan api dengan
menggunakan selimut,
karpet, jaket dan bahan lain.
2. Kesulitan bernapas dapat terjadi pada korban khususnya bila luka
terdapat pada wajah,
leher dan di sekitar mulut karena korban
menghirup asap yang menyertai pembakaran.
Lakukan pemeriksaan untuk memastikan korban
bernapas.
3. Tempelkan kain basah atau air ingin, tetapi jangan menggunakan air es
untuk luka di bagian
wajah, tangan dan kaki. Tujuannya untuk
menurunkan suhu daerah luka
4. Tutup luka bakar dengan perban steril dan tebal, kain bersih, sarung
bantal, atau bahan lain
yang anda temukan. Tetapi jangan bahan yang
mudah rontok seperti kapas / kapuk.
5. Segera telepon ambulan, penting bagi korban untuk mendapatkan
perawatan meski lukanya
tidak terlalu besar.
Bagaimanakah Tata Cara dalam Pertolongan Pertama
Secara umum
urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah
sebagai berikut :
Jangan Panik
Berlakulah cekatan
tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang
mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan
diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih
mungkin untuk ditolong.
Lakukan
Penilaian terhadap penderita yang meliputi :
a)
Penilaian keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam suatu
upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang sebenarnya
kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat membahayakan
seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah menjadi
korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban. Keselamatan
penolong adalah nomor satu. Saat tiba di lokasi kejadian,sudah dapat dipastikan
bahwa keadaan aman maka tindakan selanjutnya adalah :
- Memastikan keselamatan
penolong, penderita, dan orang-orang di sekitar lokasi kejadian.
- Penolong harus memperkenalkan
diri, bila memungkinkan:
• Nama Penolong
• Nama Organisasi
• Permintaan izin untuk menolong dari penderita /
orang
- Menentukan keadaan umum
kejadian (mekanisme cedera) dan mulai melakukan penilaian dini dari
penderita.
- Mengenali dan mengatasi
gangguan / cedera yang mengancam nyawa.
- Stabilkan penderita dan
teruskan pemantauan.
- Minta bantuan.
b)
Penilaian Dini
Seiring
mendekati penderita, penolong harus mementukan apakah situasi penderita
tergolong kasus trauma atau kasus medis.
jika termasuk kasus trauma maka mempunyai tanda – tanda yang jelas terlihat
atau teraba misalnya luka bakar, patah tulang, dll
Jika termasuk kasus medis maka tanpa tanda – tanda yang terlihat atau teraba
misalnya sesak napas, pingsan,dll
Cara
sederhana untuk mendapatkan gambaran gangguan yang berkaitan dengan otak
penderita. Terdapat 4 tingkat Respons penderita yaitu:
A = Awas
Penderita sadar dan mengenali keberadaan dan lingkungannya.
S = Suara
Penderita hanya menjawab/bereaksi bila dipanggil atau mendengar suara.
N = Nyeri
Penderita hanya bereaksi terhadap rangsang nyeri yang diberikan oleh penolong,
misalnya dicubit, tekanan pada tulang dada.
T=Tidak respon
Penderita tidak bereaksi terhadap rangsang apapun yang diberikan oleh penolong.
Tidak membuka mata, tidak bereaksi terhadap suara atau sama sekali.
Memastikan
jalan napas terbuka dengan baik (Airway).
Jalan napas merupakan pintu gerbang masuknya oksigen ke dalam tubuh manusia.
Apapaun usaha yang dilakukan, namun bila jalan napas tertutup semuanya akan
gagal.
Pasien dengan respon
Cara sederhana untuk menilai adalah dengan memperhatikan peserta saat
berbicara. Adanya gangguan jalan napas biasanya akan berakibat pada gangguan
bicara.
Pasien yang tidak respon
Pada penderita yang tidak respon, penolonglah yang harus mengambil inisiatif
untuk membuka jalan napas. Cara membuka jalan napas yang dianjurkan adalah
angkat dagu tekan dahi. Pastikan juga mulut korban bersih, tidak ada sisa
makanan atau benda lain yang mungkin menyumbat saluran napas
Pemeriksaan
Fisik
Amati dan raba (menggunakan kedua tangan dan dengan tekanan), bandingkan
(simetry), cium bau yang tidak biasa dan dengarkan (suara napas atau derit ),
dalam urutan berikut:
1. Kepala
- Kulit Kepala dan Tengkorak
- Telinga dan Hidung
- Pupil Mata
- Mulut
2. Leher
3. Dada
- Periksa perubahan bentuk, luka
terbuka, atau perubahan kekerasan
- Rasakan perubahan bentuk tulang
rusuk sampai ke tulang belakan
- Lakukan perabaan pada tulang
4. Abdomen
- Periksa rigiditas (kekerasan)
- Periksa potensial luka dan
infeksi
- Mungkin terjadi cedera tidak
terlihat, lakukan perabaan
- Periksa adanya pembengkakan
5. Punggung
- Periksa perubahan bentuk pada
tulang rusuk
- Periksa perubahan bentuk
sepanjang tulang belakang
6. Pelvis
7. Alat gerak atas
8. Alat gerak bawah
Pemeriksaan
tanda vital
1. Frekuensi nadi, termasuk kualitas
denyutnya, kuat atau lemah, teratur atau tidak
2. Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah, atau ada
usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
3. Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar
4. Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi
kulit: kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan lainnya.
Denyut Nadi
Normal :
- Bayi : 120 - 150 x /menit
- Anak : 80 - 150 x /menit
- Dewasa : 60 - 90 x /menit
Frekuensi Pernapasan
Normal :
- Bayi : 25 - 50 x /menit
- Anak : 15 - 30 x /menit
- Dewasa : 12 - 20 x /menit
Riwayat
Penderita
Selain melakukan pemeriksaan, jika memungkinkan dilakukan wawancara untuk
mendapatkan data tambahan. Wawancara sangat penting jika menemukan korban
dengan penyakit.
Mengingat
wawancara yang dilakukan dapat berkembang sangat luas, untuk membantu digunakan
akronim : KOMPAK
K = Keluhan Utama (gejala dan tanda)
sesuatu yang sangat dikeluhkan penderita
O =
Obat-obatan yang diminum.
Pengobatan yang sedang dijalani penderita atau obat yang baru saja diminum atau
obat yang seharusnya diminum namun ternyata belum diminum.
M =
Makanan/minuman terakhir
Peristiwa ini mungkin menjadi dasar terjadinya kehilangan respon pada
penderita. Selain itu data ini juga penting untuk diketahui bila ternyata
penderita harus menjalani pembedahan kemudian di rumah sakit.
P = Penyakit
yang diderita
Riwayat penyakit yang diderita atau pernah diderita yang mungkin berhubungan
dengan keadaan yang dialami penderita pada saat ini, misalnya keluhan sesak
napas dengan riwayat gangguan jantung 3 tahun yang lalu.
A = Alergi
yang dialami.
Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada pasien ini mungkin merupakan suatu
bentuk alergi, biasanya penderita atau keluarganya sudah mengetahuinya
K =
Kejadian.
Kejadian yang dialami korban, sebelum kecelakaan atau sebelum timbulnya gejala
dan tanda penyakit yang diderita saat ini.
Pemeriksaan
Berkala / lanjut
Setelah selesai melakukan pemeriksaan dan tindakan, selanjutnya lakukan
pemeriksaan berkala, sesuai dengan berat ringannya kasus yang kita hadapi.
Pada kasus yang dianggap berat, pemeriksaan berkala dilakukan setiap 5 menit,
sedangkan pada kasus yang ringan dapat dilakukan setiap 15 menit sekali.
Beberapa hal yang dapat dilakukan pada pemeriksaan berkala adalah :
- Keadaan respon
- Nilai kembali jalan napas dan
perbaiki bila perlu
- Nilai kembali pernapasan,
frekuensi dan kualitasnya
- Periksa kembali nadi penderita
dan bila perlu lakukan secara rinci bila waktu memang tersedia.
- Nilai kembali keadaan kulit :
suhu, kelembaban dan kondisinya Periksa kembali dari ujung kepala sampai
ujung kaki, mungkin ada bagian yang terlewat atau membutuhkan pemeriksaan
yang lebih teliti.
- Periksa kembali secara seksama
mungkin ada bagian yang belum diperiksa atau sengaja dilewati karena
melakukan pemeriksaan terarah.
- Nilai kembali penatalaksanaan
penderita, apakah sudah baik atau masih perlu ada tindakan lainnya.
Periksa kembali semua pembalutan, pembidaian apakah masih cukup kuat,
apakah perdarahan sudah dapat di atasi, ada bagian yang belum terawat.
- Pertahankan komunikasi dengan
penderita untuk menjaga rasa aman dan nyaman
Pelaporan
Biasakanlah untuk membuat laporan secara tertulis. Laporan ini berguna sebagai
catatan anda, PMI dan bukti medis.
Hal-hal yang sebaiknya dilaporkan adalah :
• Umur dan jenis kelamin penderita
• Keluhan Utama
• Tingkat respon
• Keadaan jalan napas
• Pernapasan
• Sirkulasi
• Pemeriksaan Fisik yang penting
• KOMPAK yang penting
• Penatalaksanaan
Kasus kasus
yang Membutuhkan Pertolongan Pertama
Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur pada
seseorang akibat sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah,
keracunan, terkejut/kaget, lapar/haus, kondisi fisik lemah, dan lain
sebagainya. Pingsan (Syncope/collapse) yaitu hilangnya kesadaran sementara
karena otak kekurangan O2, kecelakaan, lapar, terlalu banyak mengeluarkan
tenaga, terkejut / kaget, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), anemia,
dan lain-lain
Gejala umum :
- Perasaan
limbung
- Pandangan
berkunang-kunang
- Telinga
berdenging
- Nafas
tidak teratur
- Muka
pucat
- Biji
mata melebar
|
- Lemas
- Keringat
dingin
- Menguap
berlebihan
- Tak
respon (beberapa menit)
- Denyut
nadi lambat
|
Penanganan
- Baringkan korban dalam posisi
terlentang
- Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
- Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan
barang yang menghambat pernafasan
- Beri udara segar
- Periksa kemungkinan cedera lain
- Selimuti korban
- Korban diistirahatkan beberapa
saat
- Untuk mengembalikan
kesadaran orang yang mengalami kepingsanan dapat menggunakan bau-bauan
yang menyengat dan merangsang seperti minyak wangi, minyak nyong-nyong,
anomiak, durian dan lain-lain.
- Jika wajah orang pingsan itu pucat
pasi maka sebaiknya buat badannya lebih tinggi dari kepala
dengan disanggah sesuatu agar darah dapat mengalir ke kepala korban
pingsan tersebut.
- Jika muka orang yang
pingsan itu merah maka sanggah kepalanya dengan bantal atau
sesuatu agar darah di kepalanya bisa mengalir ke tubuhnya secara normal.
- Apabila si korban pingsan tadi muntah,
maka sebaiknya miringkan kepalanya agar untah orang itu bisa keluar
dengan mudah sehingga jalur penapasan orang itu bisa lancar kembali.
- Jika orang yang pingsan sudah
siuman maka bisa diberi minum seperti kopi atau teh hangat.
Jika orangnya diabetes jangan diberi gula dan jika orangnya masih belum
kuat memegang gelas atau minum sendiri dengan tangannya harap jangan
diberi dulu agar tidak tersedak.
- Apabila tidak sadar-sadar
dan berangsur-angsur membaik / pulih maka sebaiknya hubungi ambulan atau
dibawa ke pusat kesehatan terdekat seperti puskesmas, klinik, dokter,
rumahsakit, dsb agar mendapatkan perawatan yang lebih baik.
- Perhatikan orang lain di
sekitar korban, jangan
sampai harta benda milik orang yang jatuh pingsan tersebut raib digondol
maling / copet yang senang beraksi dikala orang lain sengsara. Perhatikan
pula ornag lain yang membantu atau menonton korban, jangan sampai mereka
kecopetan saat serius membantu korban atau asyik melihat kejadian.
Bagaimanakah
Teknik Pertolongan Pertama dalam Kondisi Gawat Darurat
RESUSITASI JANTUNG - PARU
RJP adalah
teknik dasar pertolongan pertama yang digunakan pada korban yang tidak bernapas
dan kuat dugaan jantungnya berhenti berdenyut . RJP bertujuan untuk merangsang
organ jantung dan paru – paru korban berfungsi kembali memompa darah dan
mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Oleh karena itu diperlukan prosedur RJP
yang dikenal dengan tindakan ABC meliputi :
Airway
Controlling ( membuka Jalan udara / napas )
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut
:
- Membaringkan korban telentang
di lantai atau di tanah.
- Membersihkan mulut dan jalan
udara dari kemungkinan adanya benda – benda asing menggunakan jari
penolong.
- Jika tidak ada dugaan terjadi
cedera leher, dongakkan kepala korban untuk membuka jalan udara. Dengan
cara menempelkan telapak tangan penolong di kening korban dan jari tangan
lainnya mengangkat dagu korban yang bertujuan agar lidah korban tertarik
dari pangkal tenggorokan.
Breathing
Support (bantuan pernapasan / napas buatan )
Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Pastikan kepala korban dalam
posisi mendongak
- Dengan meletakkan telapak
tangan pada dahi, pencetlah hidung korban dengan menggunakan ibu jari dan
telunjuk kemudian ambil napas dalam – dalam. Tempelkan mulut Anda pada
mulut korban yang terbuka, tiup dengan cepat 2 kali napas penuh.
Lepaskan mulut Anda setiap setelah menghembuskan napas dan ambil napas
panjang lagi dan tiup lagi.
- Setelah Anda mengembuskan udara
ke dalam mulut dan hidung, dekatkan telinga Anda ke hidung korban untuk
mendengarkan hembusan napasnya (LDR)
- Lanjutkan pemberian udara
kepada korban melalui mulut,hidung atau keduanya sekitar 12 kali hembusan
permenit (1 hembusan per 5 detik) untuk korban dewasa, 15 kali hembusan
permenit (1 hembusan tiap4 detik) untuk korban anak-anak, 20 kali hembusan
permenit (1 hembusan tiap 3 detik ) untuk bayi.
- Kemudian perhatikan dada korban
apakah ada gerakan naik dan turun pertanda dia bernapas, jika dada sudah
mulai mengembang hentikan tiupan
Circulatoring Support (Memulihkan sirkulasi darah)
Langkah-langkah
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Letakkan bagian dalam salah
satu tangan anda di atas bagian tengah dada pasien. Taruhlah tangan
lainnya di atas tangan yang pertama. Jaga siku anda lurus dan posisi bahu
anda tepat di atas tangan anda
- Gunakan berat badan bagian atas
(tidak hanya lengan anda) ketika anda mendorong ke bawah (menekan) dada 4
–5,5 cm. Dorong kuat dan cepat-berikan dua tekanan tiap detik atau sekitar
100 tekanan tiap menit
- Setelah 15 tekanan, miringkan
kepala ke belakang-angkat dagu
- untuk membuka jalan udara.
Bersiaplah untuk memberikan 2 pernapasan penyelamat. Jepit ujung hidung
dan berikan napas ke mulut pasien selama 1 detik. Jika dada naik berikan
napas kedua. Jika tidak naik, ulangi memiringkan kepala ke
belakang-mengangkat dagu dan berikan napas kedua. Itu satu siklus. Jika
ada orang lain selain anda, minta orang tersebut berikan dua napas setelah
anda melakukan 15 tekanan.
Seperti
Apakah Anatomi dan Fisiologi Manusia secara Umum
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari
susunan tubuh dan bentuk tubuh
Fisiologi
(faal tubuh) adalah Ilmu
yang mempelajari faal (fungsi) bagian dari alat atau jaringan tubuh.
Posisi
Anatomis
Tubuh manusia diproyeksikan menjadi suatu posisi yang dikenal sebagai posisi
anatomis, yaitu berdiri tegak, ke dua lengan di samping tubuh, telapak tangan
menghadap ke depan. Kanan dan kiri mengacu pada kanan dan kiri penderita.
Bidang
Anatomis
Dalam posisi seperti ini tubuh manusia dibagi menjadi beberapa bagian oleh 3
buah bidang khayal:
- Bidang Medial; yang membagi
tubuh menjadi kiri dan kanan
- Bidang Frontal; yang membagi
tubuh menjadi depan (anterior) dan bawah (posterior)
- Bidang Transversal; yang
membagi tubuh menjadi atas (superior) dan bawah (inferior)
Pembagian
tubuh manusia
Tubuh manusia dikelilingi oleh kulit dan diperkuat oleh rangka. Secara garis
besar, tubuh manusia dibagi menjadi :
· Kepala : Tengkorak, wajah,
dan rahang bawah
· Leher
· Batang
tubuh : Dada, perut, punggung, dan panggul
· Anggota
gerak atas :
Sendi bahu, lengan atas, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, tangan.
· Anggota
gerak bawah :
Sendi panggul, tungkai atas, lutut, tungkai bawah, pergelangan kaki,
kaki.